WETAR,POJOKMALUKU.COM – Tambang Tembaga di Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya mulai menebar petaka. Ekosistim laut, mulai mengalami keracunan sebagaimana video yang diterima redaksi POJOKMALUKU.COM, Rabu (13/11/2024).
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, warna air laut di lokasi penambangan sudah berubah warna menjadi kuning. Diduga kuat hal ini diakibatkan dari rusaknya ekosistim perairan di wilayah itu.
” Warna air laut sudah berubah jadi kuning. Ikan-ikan sudah mati,” ungkap sumber media ini di Wetar.
Dikhawatirkan, bukan saja air permukaan yang tercemar, namun kerusakan akibat limbah beracun dari aktifitas pertambangan sudah masif.
“Kalau seperti ini, bisa dipastikan, warga juga akan keracunan karena air tanah juga suatu saat akan ikhtiar tercemar,” katanya khawatir.
Sumber dan masyarakat Wetar khawatir bahwa pengelolaan limbah oleh perusahaan bermasalah. Apakah permasalahannya murni hanya di wilayah perusahaan atau ada keterlibatan pihak pemerintah daerah.
Sebab, perusahaan dikabarkan telah melaksanakan kewajibannya terkait pajak ke daerah. Itu artinya, daerah juga harus ikut bertanggung jawab manakala terjadi kerusakan lingkungan oleh aktifitas pertambangan.
“Dari fakta kerusakan ekosistim yang terjadi, tentunya, ada tanggung jawab pemerintah daerah juga disitu. Pajak perusahaan ke daerah harus diaudit,” serunya.
Diketahui, Tambang Tembaga Wetar mulai beroperasi sejak Tahun 2018 di bawah PT Merdeka Copper Gold Tbk dan dikelola oleh PT Batutua Kharisma Permai dan PT Batutua Tembaga Raya (BKP-BTR).
“Patut diduga, ada aroma korupsi dari kejadian ini. Untuk itu, pihak berwajib yakni KPK harus turun tangan melakukan audit dana Pajak perusahaan kepada daerah,” sergahnya. (PM-10)
Discussion about this post