MASOHI,POJOKMALUKU.COM – Prosesi pelantikan pengurus Kerukunan Keluarga Sulawesi Tenggara (KKST) Kabupaten Maluku Tengah menuai sorotan tajam dari Baginda Raja Kerajaan Adat Nusantara Muna La Ode Riago. Pasalnya, pelaksanaan kegiatan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai kebersamaan empat pilar utama masyarakat Sulawesi Tenggara—yakni Buton, Muna, Tolaki, dan Moronene—justru terkesan diskriminatif dan memicu kekecewaan mendalam.
Kepada wartawan di Masohi, usai memilih meninggalkan lokasi pelantikan, Baginda menegaskan bahwa KKST dibentuk di atas semangat kesetaraan empat pilar. Namun, yang terjadi di Masohi justru menunjukkan pengabaian terhadap nilai-nilai tersebut.
“Saya hadir diundang sebagai tamu, tapi yang kami saksikan bukan semangat kebersamaan. Ini bukan pelantikan kerukunan keluarga Buton, tapi KKST—yang menaungi semua. simbol-simbol dan ritus empat pilar itu diabaikan,” tegas Baginda dengan nada kecewa,Rabu (2/7).
Padahal, menurutnya, sebelum hadir di Masohi, ia telah bertemu dengan Ketua DPW KKST Provinsi Maluku dan menyepakati bahwa pelantikan harus mencerminkan nilai luhur empat pilar. Bahkan, secara adat, pengukuhan Ketua KKST seharusnya dilakukan oleh kepala daerah, dalam hal ini Bupati dengan disaksikan oleh perwakilan empat suku utama.
“Tapi yang terjadi justru pengukuhan dilakukan oleh Sultan Buton. Ini tidak mencerminkan kerukunan Sulawesi Tenggara. Kami hadir jauh-jauh dari Muna, saya sampai mabuk laut di perjalanan, tapi hanya disuguhkan seremoni yang tidak adil bagi saudara-saudara kami masyarakat Muna,” sesalnya.
Lebih lanjut, Baginda menyebut bahwa tindakan panitia telah menciderai semangat kebersamaan yang sejak dulu dibangun antara Kerajaan Buton dan Kerajaan Muna. Ia menyayangkan pelaksanaan kegiatan yang mestinya menyatukan, malah justru berpotensi memecah belah.
“Jangan ada sentralisasi hanya pada satu suku. Ini KKST, bukan KK Buton. Kami tidak datang untuk memecah belah, tapi kami pun tidak bisa diam jika nilai-nilai bersama diabaikan,” ucapnya.
Kekecewaan itu mendorong Baginda bersama 17 perangkat Kerajaan Muna yang menyertainya memilih keluar dari arena pelantikan sebagai bentuk protes.
Meski demikian, Baginda La Ode Riago tetap mengajak seluruh warga Muna di Maluku Tengah untuk tidak terprovokasi dan terus menjaga semangat persaudaraan.
“Saya minta masyarakat Muna tetap menjunjung tinggi nilai kebersamaan. Jangan karena kecewa, kita terjebak dalam sikap yang tidak bijak. Nilai-nilai luhur yang diwariskan leluhur harus dijaga, karena kita datang untuk merekatkan, bukan memecah belah,” pungkasnya. (PM-01)













Discussion about this post