AMBON,POJOKMALUKU.COM – Penyelidikan atas kasus dugaan pengrusakan Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Maluku terus bergulir. Polda Maluku telah memeriksa sedikitnya sepuluh orang saksi yang diduga mengetahui peristiwa tersebut.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Maluku, Kombes Pol Dasmin Ginting, mengungkapkan pihaknya serius menindaklanjuti laporan resmi yang telah diterima sejak insiden itu mencuat ke publik.
“Kami telah menerima laporan dan saat ini sementara dilakukan penyelidikan. Sudah sekitar 10 orang saksi yang telah kami periksa,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (10/10).
Menurut Ginting, proses penyelidikan belum berhenti di situ. Masih ada beberapa saksi tambahan yang akan dimintai keterangan untuk menguatkan konstruksi peristiwa hukum yang terjadi di markas partai berlambang pohon beringin tersebut.
“Siang ini juga akan kami periksa beberapa saksi tambahan yang berkaitan dengan pengrusakan ini,” tambahnya.
Perwira menengah Polri berpangkat tiga melati itu juga berkomitmen, pihaknya akan mengusut tuntas kasus yang sempat menyita perhatian publik Maluku ini.
“Kami akan usut tuntas kasus ini. Sampai saat ini memang belum ada yang mengarah kepada tersangka, tapi proses pendalaman terus berjalan,” tandasnya.
Tim Aziz Mahulette Siap Bertanggung Jawab
Di sisi lain, kelompok pendukung Aziz Mahulette, yang dikaitkan dengan insiden tersebut, menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab dan mengikuti seluruh proses hukum yang berlaku.
“Silahkan! Kita siap untuk berproses,” tegas Firman Sunneth, salah satu perwakilan kelompok Mahulette, ketika dikonfirmasi wartawan.
Firman mengungkapkan, aksi tersebut berawal dari rasa kecewa terhadap keputusan internal DPD Partai Golkar Provinsi Maluku yang dianggap sepihak, yakni pemecatan Aziz Mahulette dari keanggotaan partai serta keputusan mengenai calon pergantian antar waktu (PAW) anggota DPRD Maluku.
“Katong (Kami) datang ke kantor partai hanya mau pertanyakan keputusan itu baik-baik, bukan bikin rusuh,” jelasnya.
Namun situasi di lapangan, kata Firman, berubah panas setelah terjadi adu mulut dengan salah satu pengurus DPD yang menyambut dengan nada tinggi dan sikap kasar.
“Salah satu fungsionaris malah bentak-bentak dan pukul meja, jadi anak-anak tersulut emosi dan kejadian itu pun terjadi,” kisahnya.
Firman Menyebutkan juga , tidak ada niat awal untuk melakukan pengrusakan. Untuk itu ia berharap penyelidikan yang berjalan bisa membuka fakta sebenarnya agar publik tidak menilai sepihak.(PM-02)
Discussion about this post