“Viral”, Gaji 7 bulan Honorer SMAN 61 Akhirnya Direalisasi

MASOHI, POJOKMALUKU.COM – Kabar baik akhirnya menghampiri guru honorer Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 61 Malteng. Pasca kabar tunggakan menyeruak, pihak sekolah dikabarkan telah merealisasikan tunggakan 7 bulan gaji guru honorer.

“Sejak ramai diberitakan media, Kita langsung memanggil Kepala Sekolah untuk mengklarifikasi persoalan ini. Dan, gaji honorer dimaksud sudah dibayarkan,” tandas Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Nursyam Hidary Toekan saat dikonfirmasi POJOKMALUKU.COM, Rabu (18/9/2024).

Wisuda Sarjana dan Magister Pendidikan Agama Kristen, Sahubawa ; “Ini bukti konsistensi STIKIP Samaritan Maluku mencetak lulusan Berkualitas yang Agamis”

Jadi Irup di HUT PGRI dan Guru RI Ke-79, Camat TNS Ingatkan guru menyesuaikan diri dengan Kebijakan Kementrian Dikti

Toekan berharap, pasca direalisasikannya tunggakan gaji guru honorer, proses belajar mengajar di SMA 61 dapat berjalan optimal. Dan, permasalahan serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.

“Hak-hak guru berimplikasi terhadap mutu proses pembelajaran. Semoga kedepan, persoalan serupa tidak kembali terulang agar upaya mencerdaskan anak bangsa bisa berjalan optimal,” harapnya.

Diketahui, meskipun tunggakan gaji guru honorer sudah direalisasikan pihak sekolah, para guru honorer malah khawatir terhadap imbas dari viralnya kabar di media massa terkait masalah tunggakan gaji guru honorer dimaksud.

Mereka khawatir, proses -proses administrasi mereka menjadi guru defenitif maupun PPPK terganggu.

“Kita khawatir dituding sebagai pemberi informasi kepada Wartawan. Dan, ini akan berimplikasi terhadap proses-proses administrasi kita menjadi Guru defenitif ataupun guru PPPK,” ungkap salah satu guru honorer.

“Informasi itu sama sekali bukan berasal dari kita (Guru Honorer). Tapi pastinya, kita yang dituding sebagai pemberi informasi kepada Wartwan. Dan, ini berpengaruh negatif bagi kita,” timpalnya.

Terhadap hal ini, Toekan berharap agar tidak ada penekanan terhadap guru honorer. Sebaliknya, pihak sekolah lebih mengoptimalkan peran, tugas dan fungsi guru honorer dalam mendorong laju program mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Jangan ada intimidasi apalagi hingga menghambat proses -proses pendefenitifan guru honorer. Biarkan seluruh tahapan menuju itu dijalani para guru honorer dengan baik,” pesan Toekan. (PM-RED)