LANGGUR,POJOKMALUKU.COM – Festival Pesona Meti Kei (FPMK) 2025 resmi ditutup oleh Bupati Maluku Tenggara (Malra), Drs. Hi. M. Thaher Hanubun, didampingi Bupati Mimika Johannes Rettob dan Wali Kota Tual A. Yani Renuat, Senin (27/10/2025) malam.
Penutupan berlangsung meriah di Ngur Sarnadan, Ohoi Oholilir, ditandai dengan pelepasan ratusan lampion yang menerangi langit malam Kei.
Acara penutupan turut dihadiri Wakil Bupati Maluku Tenggara Carlos Viali Rahatoknam, Wakil Bupati Mimika Emanuel Kemong, Wakil Wali Kota Tual Amir Rumra, jajaran Forkopimda, serta anggota DPRD Kabupaten Maluku Tenggara.

Suasana penuh keakraban menggambarkan semangat kolaborasi antardaerah demi kemajuan pariwisata Maluku dan Indonesia Timur.
Dalam sambutannya, Bupati Thaher mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya FPMK 2025 yang telah berlangsung sejak 21 Oktober.
“Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kita masih diberi kesempatan berkumpul dalam suasana kekeluargaan untuk menutup rangkaian Festival Pesona Meti Kei. Momentum ini menjadi wadah berharga untuk menampilkan pesona Kepulauan Kei sebagai destinasi representatif dan berkelanjutan,” ujar Thaher.
Menurut Bupati dua periode itu, Festival Pesona Meti Kei bukan sekadar ajang hiburan, melainkan investasi budaya dan ekonomi masyarakat.
“Maluku Tenggara dan Kota Tual tidak hanya indah dipandang, tapi juga harus mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Pariwisata bukan sekadar destinasi, tapi sumber kehidupan,” tegasnya.
Thaher menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yang kembali menempatkan FPMK dalam agenda nasional. Ia berharap pengakuan tersebut terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.
“Agenda ini sudah menjadi kegiatan berkelanjutan yang ditetapkan oleh kementerian. Kami berkomitmen menjadikannya motor penggerak pariwisata berkelanjutan di Maluku Tenggara,” tambahnya.
Bupati Thaher juga memperkenalkan Langgur sebagai ibu kota Maluku Tenggara yang memiliki lebih dari 76 destinasi wisata menakjubkan, baik di Kei Kecil maupun Kei Besar.
“Keindahan alam berpadu dengan keramahan budaya menghadirkan pengalaman tak terlupakan. Pasir pantai terhalus di dunia, laut sebening kristal, dan hamparan karang alami semuanya ada di sini,” ujarnya bangga.
Meski begitu, Thaher mengakui masih ada tantangan yang perlu dibenahi, terutama terkait keterbatasan anggaran, infrastruktur, promosi, dan sumber daya manusia.
“Kita punya segalanya, tapi tanpa SDM yang bergerak maju, kita akan kesulitan. Karena itu, dukungan dari kementerian dan kolaborasi antarwilayah sangat kami harapkan,” katanya.

Bupati juga menyoroti pentingnya sinergi transportasi antara Bandara di Langgur dan Pelabuhan di Tual untuk memperkuat konektivitas wisata.
“Suatu saat, kami akan memperkuat kerja sama dengan Kota Tual agar penerbangan dan transportasi laut bisa mendukung pengembangan wisata yang lebih luas,” jelasnya.
Di akhir sambutannya, Thaher menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah Mimika, Kota Tual, Kementerian Pariwisata RI, Pemerintah Provinsi Maluku, serta seluruh sponsor dan talenta lokal yang telah mendukung suksesnya festival tahun ini.
“Festival ini bukan hanya milik Maluku Tenggara, tapi milik kita semua. Dari Kei untuk Indonesia, mari terus jaga kolaborasi dan warisan budaya ini,” pungkasnya.(PM-Dewi)













Discussion about this post