NAMLEA,POJOKMALUKU.COM – Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kabupaten Buru yang digelar dua hari berturut-turut, Senin–Selasa (8–9 September 2025), di lantai II Kantor DPRD, meninggalkan catatan miris. Di tengah sorotan publik terhadap berbagai masalah krusial, salah satu wakil rakyat justru memilih absen.
RDP tersebut digelar menyusul tuntutan masyarakat atas sederet persoalan yang kian meresahkan, mulai dari akses internet yang sering terputus, pemadaman listrik tanpa penjelasan, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), hingga lonjakan harga beras. Semua persoalan itu diharapkan bisa dikupas tuntas bersama pihak-pihak terkait.
Namun, ironisnya, ketika rakyat menaruh harapan besar, masih ada anggota dewan yang mangkir. Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Buru, Muhammad Isra Duwila, diketahui tidak hadir selama dua hari RDP. Padahal, publik menanti keberanian wakilnya untuk “mengeluarkan taring” dalam memperjuangkan kepentingan mereka.

Isra Duwila sendiri bukan sosok yang asing bagi masyarakat. Selain menjabat sebagai legislator, ia juga diketahui menjabat sebagai Manager SPBU 84.97502 Persada Burindo Utama, di Jalan Raya Namlea. Kehadiran dirinya dinilai penting, mengingat salah satu isu utama yang dibahas dalam RDP adalah kelangkaan BBM.
Dalam forum tersebut, DPRD Kabupaten Buru memanggil sejumlah instansi dan perusahaan terkait, di antaranya PT PELNI, PT Telkom Namlea, PT PLN, Perum Bulog, dan PT Pertamina Namlea, serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buru. Mereka dicecar berbagai pertanyaan dari para anggota DPRD, dengan harapan dapat memberikan jawaban konkret atas keresahan publik.
Mangkirnya seorang legislator yang sekaligus terhubung langsung dengan salah satu isu terpanas, yakni BBM, Pasti kian menambah kekecewaan masyarakat. Publik pun akan bertanya-tanya, apakah ketidakhadiran tersebut sekadar kebetulan atau justru bentuk penghindaran dari tanggung jawab moral dan politik sebagai wakil rakyat.(PM-13).

Discussion about this post