AMBON,POJOKMALUKU.COM – Aktivitas tambang rakyat ilegal batu cinnabar di Gunung Batu Tembaga, Desa Iha dan Luhu, Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), selama ini telah menjadi ancaman nyata bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat .
Minimnya pengawasan dari Pemda SBB membuat praktek tambang kian marak, bahkan sempat menjadi mata pencaharian harian bagi warga.
Meski aparat keamanan beberapa kali melakukan penertiban, namun tanpa komitmen kolektif masyarakat, aktivitas berbahaya ini selalu kembali berulang.
Ironisnya, pemerintah daerah seolah tutup mata dan hanya bersikap reaktif setiap kali situasi sudah memanas.
Sebagian besar penambang yang terlibat adalah masyarakat lokal, baik dari Negeri Iha maupun Luhu, ditambah warga sekitar Kecamatan Huamual dan pendatang dari Ambon. Kondisi ini jelas berpotensi memperluas kerusakan lingkungan dan menimbulkan risiko kesehatan serius akibat paparan merkuri yang dihasilkan dari pengolahan batu cinnabar.

Kesadaran baru pun muncul. Menyadari bahaya yang mengintai generasi mendatang, para penambang akhirnya mengambil sikap berani. Atas peran aktif Raja Negeri Iha dan Raja Negeri Luhu, didukung perangkat negeri serta tokoh masyarakat, pada akhir Agustus 2025 para penambang mengikrarkan deklarasi bersama mendukung penertiban tambang ilegal cinnabar dan menolak pengolahan menjadi merkuri di wilayah mereka.
Langkah ini menjadi tonggak bersejarah sekaligus perlawanan moral terhadap praktik tambang ilegal yang sudah terlalu lama merusak tatanan sosial dan mengancam kehidupan masyarakat.
“Kami sadar, apa yang kami lakukan selama ini bukan hanya merusak lingkungan, tapi juga membahayakan masa depan anak cucu kami. Karena itu, hari ini kami sepakat hentikan penggalian batu cinnabar dan mendukung pemerintah menertibkan tambang,” ungkap salah satu perwakilan penambang, Rabu (1/10/2025).
Deklarasi ini sekaligus menjadi tamparan keras bagi Pemda SBB yang selama ini dinilai abai dalam melakukan sosialisasi, edukasi, dan pengawasan. Tanpa langkah nyata pemerintah, mustahil komitmen rakyat bisa bertahan.
Kini, seluruh mata tertuju pada Pemda dan aparat penegak hukum, apakah mereka benar-benar serius menutup rapat pintu tambang cinnabar, atau hanya membiarkan komitmen warga menguap tanpa tindak lanjut.(PM-02)

Discussion about this post