AMBON,POJOKMALUKU.COM – Tim Advokasi Perlindungan Anak Klasis Pulau Ambon bersama Komisi Anak Remaja dan tim trauma healing Sinode GPM terus melakukan pendampingan terhadap tujuh anak di Jemaat GPM Seri. Pendampingan kembali dilakukan dilakukan usai ibadah baptisan di Gereja Eirene, Minggu (28/9/2025).
Pdt Saly J. Lawalata, ketua tim advokasi Perlindungan Anak Klasis Pulau Ambon saat diwawancarai, mengatakan pendampingan ini sudah berlangsung tiga kali. Upaya tersebut dilakukan agar anak-anak bisa kembali merasa aman dan nyaman setelah peristiwa pada 21 September lalu.
“Pertemuan pertama kita fokus berjumpa dengan keluarga dan anak-anak. Kali kedua kami hadirkan tim trauma healing, dan kali ketiga ini semua anak dalam Jemaat sudah berkumpul bersama dalam suasana ibadah,” jelas Lawalata.
Menurutnya, proses pemulihan anak tidak bisa dilepaskan dari peran orang tua. Sehingga, Ia mengajak orang tua , untuk bersama – sama kami mendampingi anak di rumah dan di ruang bermainnya , supaya anak selalu merasakan sukacita.

“Lawalata mengajak orang tua supaya semua proses pemulihan melalui pastoral dan perngembalaan bersama para pelayan, dapat membantu orang tua untuk puluh dan bersama anak – anak-nya membangun persekutuan yang saling mengasihi. Dengan menciptakan suasana agar anak-anak bisa tenang dan beraktifitas dengan baik.
Dalam kegiatan pendampingan, tim advokasi menghadirkan sejumlah permainan kreatif dan sesi ekspresi melalui gambar. Dari hasil gambar anak-anak, terlihat masih ada rasa takut, misalnya dengan memilih warna hitam. Namun, tim melihat perkembangan positif seiring proses healing yang dilakukan.
Lawalata memastikan, pendampingan tidak berhenti sampai di sini. “Ke depan, kami akan terus berkolaborasi dengan komisi anak remaja dan sekolah minggu jemaat Seri agar proses pemulihan berjalan berkelanjutan,” katanya.(PM-02)

Discussion about this post