LANGGUR,POJOKMALUKU.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) menyambut baik dan menyatakan dukungan penuh terhadap program Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2025.
Komitmen ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Maluku Tenggara, Charlos Viali Rahantoknam, pada saat menerima audiensi perwakilan tim KKN-PPM UGM di Kantor Bupati, Rabu (25/6/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Pemkab mengapresiasi program-program inovatif yang akan dijalankan oleh mahasiswa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Manyeuw dan Kecamatan Kei Kecil Timur, yang dinilai sangat sejalan dengan visi pembangunan daerah.
Tahun ini, UGM menempatkan total 58 mahasiswa di Maluku Tenggara, yang terbagi dalam dua tim, dan akan menjalankan program selama 50 hari hingga pertengahan Agustus 2025. Program ini diperkuat dengan kolaborasi bersama 10 mahasiswa dari Universitas Pattimura, menunjukkan sinergi antar-perguruan tinggi untuk membangun daerah.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Tim KKN Manyeuw, Dr. Raden Ajeng Antari Innaka Turingsih, mengatakan bahwa skala penerjunan KKN UGM tahun ini merupakan yang terbesar dalam sejarah.
“Secara nasional, UGM menerjunkan 8.038 mahasiswa ke 35 provinsi di seluruh Indonesia. Kehadiran kami di Maluku Tenggara adalah bagian dari komitmen UGM untuk berkontribusi secara nyata bagi pembangunan di seluruh pelosok negeri,” ujar Dr. Antari.
Tim KKN UGM membawa dua fokus utama yang berbeda sesuai dengan potensi dan kebutuhan di masing-masing lokasi. Di Kecamatan Kei Kecil Timur, yang mencakup Ohoi Iso, Ohoi Wain, dan Ohoi Disuk, program akan berpusat pada akselerasi digitalisasi desa.
Selain itu, Prof. Dr. Leni Sophia Heliani selaku DPL Tim Kei Kecil Timur, memaparkan bahwa timnya akan berfokus pada pemetaan kawasan dan sinkronisasi data untuk pembangunan website desa terintegrasi.
“Kami akan mempercepat integrasi data kependudukan, kesehatan, potensi wilayah, hingga data kebencanaan ke dalam satu platform digital. Ini adalah langkah konkret untuk mendukung program Satu Data Indonesia di tingkat ohoi,” ungkap Prof. Leni.
Menanggapi hal ini, Wakil Bupati Charlos Viali Rahantoknam menyambut antusias program tersebut. Menurutnya, inisiatif ini sangat relevan mengingat sebagian besar dari 190 ohoi di Maluku Tenggara masih menghadapi tantangan dalam hal literasi teknologi.

“Program ini sangat strategis dan sejalan dengan program prioritas Pemerintah Pusat. Kami berharap ini menjadi langkah awal agar seluruh data di tingkat ohoi dapat terintegrasi secara komprehensif, memudahkan perencanaan pembangunan yang lebih akurat,” kata Wakil Bupati Viali.
Pihaknya juga menginstruksikan Bappelitbangda untuk memberikan dukungan data yang diperlukan oleh tim KKN seperti di Kecamatan Manyeuw (Ohoi Debut dan Ohoi Rumadian), fokus program diarahkan pada pemberdayaan ekonomi dan konservasi lingkungan. Dr. Antari Innaka merinci beberapa program unggulan, di antaranya yang pertama adalah inovasi pangan lokal, yakni pelatihan bagi UMKM untuk menciptakan produk turunan seperti onde-onde enbal, sirup, selai, dan keripik dari buah mangrove.
“Kemudian yang kedua adalah, konservasi laut, dalam bentuk pemetaan terumbu karang dan pembuatan Artificial Patch Reef (APR) sebagai fondasi beton untuk tempat tumbuhnya terumbu karang baru,”urai Wabub.
“Dan untuk yang ketiga adalah penguatan kelembagaan ohoi, yakni dalam bentuk penyuluhan untuk memperkuat kapasitas perangkat ohoi dalam mengelola Koperasi Desa Merah Putih dan Badan Usaha Milik Ohoi (BUMO). Program di Manyeuw ini turut didukung oleh sinergi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari PT Garuda Indonesia (Persero),”sambungnya.
Wabup Viali juga menekankan pentingnya keberlanjutan program seperti, mengapresiasi secara khusus inisiatif KKN yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Maluku Tenggara, terutama dalam pengembangan UMKM dan konservasi terumbu karang.
“Kehadiran adik-adik mahasiswa KKN UGM adalah energi baru bagi kami. Program yang diusung sangat inovatif dan menjawab kebutuhan riil di lapangan, mulai dari inovasi pangan hingga pembedaan peran BUMO dan koperasi yang krusial,” tutur Wakil Bupati yang juga seorang notaris itu.
“Hal terpenting adalah agar program ini tidak berhenti saat KKN selesai. Harus ada transfer pengetahuan yang baik kepada masyarakat dan perangkat ohoi, sehingga membawa dampak positif yang nyata dan berkelanjutan bagi seluruh aspek pembangunan,” tutupnya, seraya menyampaikan terima kasih kepada UGM yang telah memilih Maluku Tenggara sebagai lokasi pengabdian.(PM-Dewi)

Discussion about this post