LANGGUR,POJOKMALUKU.COM – Wakil Bupati Maluku Tenggara (Malra), Carlos Viali Rahantoknam, resmi menutup kegiatan pelatihan dan praktek pencatatan hasil tangkapan ikan melalui sistem E-Logbook di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 718.
Acara yang berlangsung di Aula Kantor Bupati ini diikuti oleh nelayan setempat dengan penuh antusias,Rabu (3/9/2025).
Dalam sambutannya, Rahantoknam menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung pelatihan, khususnya CFI Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tual sebagai penanggung jawab kegiatan. Ia berharap ilmu yang diperoleh peserta tidak hanya berhenti pada teori, melainkan langsung dipraktikkan di lapangan.
“Semoga pelatihan ini bermanfaat dan tidak sia-sia. Jangan hanya datang capek saja, tapi terapkan langsung di laut sehingga berguna bagi kita semua,” tegasnya sebelum menutup kegiatan.
Sementara itu, Kepala Tempat Pendaratan Kapal Perikanan (TKPU) PPN Tual, Yance Warawarin, menjelaskan bahwa kegiatan ini mencakup dua program utama, yaitu fasilitasi penerbitan pas kecil dan edukasi pencatatan produksi perikanan tangkap melalui E-Logbook. Program ini, kata Warawarin, didukung pendanaan GF6 CFI Indonesia dan dilaksanakan sejak tahun 2022.
Menurutnya, pas kecil berfungsi sebagai dokumen resmi kepemilikan kapal perikanan, terutama bagi kapal berukuran 1–5 GT yang selama ini belum memiliki legalitas. Sedangkan E-Logbook diharapkan mampu mencatat secara akurat hasil tangkapan nelayan kecil sehingga menjadi dasar bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sumber daya ikan.
“Dengan adanya pencatatan ini, data perikanan kita semakin rapi. Nelayan pun merasa terbantu karena mereka tahu posisi dan jumlah tangkapan secara jelas,” ujar Warawarin.
Lebih jauh, ia menyebutkan nelayan Maluku Tenggara telah mendapat berbagai fasilitas sejak program ini berjalan. Antara lain GPS, jaket keselamatan, alat pengolahan ikan asap cair, hingga dukungan usaha ekonomi kreatif seperti produksi tas ramah lingkungan oleh kelompok nelayan perempuan di Desa Watkidat dan Ohoidertawun.
Warawarin menambahkan, pelatihan juga mencakup teknik penanganan ikan di atas kapal. Hasilnya, mutu tangkapan nelayan meningkat signifikan.
“Kalau dulu ikan yang dijual masuk grade C, sekarang sudah naik ke grade B. Artinya mereka sudah memahami cara menjaga kualitas ikan sejak di kapal,” jelasnya.
Ia menegaskan, program ini bukan sekadar sekali jalan, melainkan telah berkesinambungan sejak 2022 hingga 2025. Pihaknya berharap kegiatan serupa terus berlanjut agar nelayan semakin sejahtera dan mampu bersaing di pasar.
“Harapan kami, nelayan Maluku Tenggara semakin maju, punya pengetahuan lebih baik, dan hasil tangkapannya bisa bernilai lebih tinggi,” pungkas Warawarin.(PM-Dewi)
Discussion about this post