AMBON,POJOKMALUKU.COM – Pemerintah Provinsi Maluku resmi melepas ekspor perdana hasil hutan bukan kayu berupa kopal damar dan rempah-rempah pala ke pasar internasional, Selasa (23/9), di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon.
Prosesi ekspor ditandai dengan penyiraman air kelapa pada kontainer serta penyerahan dokumen ekspor oleh Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, kepada Kepala PSA.
Dalam ekspor perdana tersebut, tercatat 30 ton damar tujuan India dengan nilai Rp570 juta serta 15 ton pala tujuan Cina melalui Surabaya senilai Rp1,6 miliar. Seluruh produk berasal dari kelompok usaha perhutanan sosial di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, dan Kota Ambon.
Adapun rinciannya, damar berasal dari LPH Desa Rambatu 9 ton, KTH Tawena Siwa 6 ton, LPH Desa Morella 6 ton, dan KTH Sorebang 9 ton. Sementara pala dihimpun dari masyarakat hukum adat Negeri Hutumuri 5 ton, LPH Desa Morella 3 ton, serta kawasan hutan Pulau Ambon 7 ton. Kegiatan ekspor ini juga berhasil menyerap 105 tenaga kerja lokal pada sektor damar dan 60 tenaga kerja pada sektor pala.

Gubernur Hendrik Lewerissa dikesempatan itu mengatakan, ekspor perdana ini merupakan bukti nyata kerja keras masyarakat melalui skema perhutanan sosial.
“Pelepasan ekspor ini adalah pencapaian luar biasa, hasil dari sinergi kita semua. Maluku dengan 3,9 juta hektar hutan atau 84 persen daratan, memiliki potensi besar hasil hutan kayu maupun non-kayu untuk menopang perekonomian daerah,” ujarnya .
Sekretaris Jenderal Kehutanan Mahfudz, M.P., mewakili Menteri Kehutanan, dikesempatan itu juga mengatakan, ekspor perdana ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pembangunan beriringan dengan kelestarian hutan.
“Perhutanan sosial bukan hanya untuk pengentasan kemiskinan, tapi juga solusi adaptif menghadapi krisis iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan,” katanya.
Hingga 2025, di Maluku telah diterbitkan 171 Surat Keputusan (SK) perhutanan sosial seluas 240 ribu hektar, melibatkan 33 ribu kepala keluarga, dengan nilai transaksi ekonomi mencapai Rp3,85 miliar.
Ekspor perdana kopal damar dan pala ini disebut sebagai momentum kebangkitan ekonomi masyarakat Maluku sekaligus meneguhkan kembali identitas daerah ini sebagai lumbung rempah dunia. (PM-02)

Discussion about this post