MASOHI,POJOKMALUKU.COM – Potret buram management pendidikan kembali terendus. Kali ini dari SMAN 61 Maluku Tengah (Malteng). Sebanyak kurang lebih 13 guru Honorer yang masuk dalam daftar Dapodik di sekolah ini belum dibayarkan hak-haknya oleh pihak sekolah.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini, belum ada kepastian dari pihak sekolah tentang waktu pembayaran gaji mereka. Cilakanya, para honorer malah diancam agar tidak mempublikasikan kondisi yang terjadi.
“Honorer disini banyak tetapi yang terdaftar di dapodik hanya 13 orang. Namun, semua guru honorer hingga 7 bulan tahun berjalan ini belum menerima hak-haknya,” ungkap sumber POJOKMALUKU.COM, Rabu (11/9/24).
“Mereka (Guru Honorer) diancam oleh kepala sekolah,hingga dibunuh bila informasi ini keluar ke publik,” lanjut sumber.
Permasalahan guru honorer di SMAN 61 yang terletak di Kecamatan Teon Nila Serua (TNS) ini ternyata tidak hanya itu. Dari proses rekruitmen hingga soal perlakuan yang berbeda hingga realisasi gaji bermasalah.
“Anak kandung kepsek sendiri juga honorer di sekolah. Dia tidak pernah menjalankan tugas sebagaimana mana mestinya, padahal dia juga sudah masuk tenaga honorer di dapodik yang di proses sendiri oleh kepsek,” bebernya.
Belum terealisasinya gaji guru honorer sekolah ini menurut sumber disebutkan karena seluruh management sekolah dikelola secara sepihak oleh pimpinan sekolah.
“Kepsek,selama Tidak pernah duduk bersama untuk susun RKS. Pelaksanaan management keuangan tidak ada transparansi. Termasuk soal Dana BOS,” ungkitnya.(PM-TIM)
Discussion about this post