MASOHI,POJOKMALUKU.COM – Dentuman tifa dan ayunan parang para penari Cakalele Ma’atenu menggema kuat, menandai kebangkitan kembali spirit budaya masyarakat Negeri Pelauw Kecamatan Haruku Kabupaten Maluku Tengah,Kamis (6/11/2025).
Dalam suasana penuh haru dan kebanggaan itu, Bupati Maluku Tengah, Zulkarnain Awat Amir, menyampaikan pesan yang menohok, “Kemajuan tanpa budaya hanyalah bangunan tanpa jiwa.”
Bupati menyebutkan, pagelaran Ma’atenu hari ini bukan sekadar tontonan, melainkan pengejawantahan keberanian, kehormatan, dan harga diri orang Maluku yang diwariskan turun-temurun.
“Dalam hentakan kaki dan ayunan parang itu, ada jiwa perjuangan yang tidak pernah padam,” ujarnya.
Menurutnya, Ma’atenu adalah simbol kebangkitan laki-laki Matasiri Amalatu, semangat menjaga negeri, membela harkat, dan menghormati warisan leluhur. Tahun ini, tarian tersebut tampil lebih segar dan menggugah, terlebih setelah generasi muda Pelauw mempersembahkan Cakalele di Kota Masohi beberapa hari sebelumnya.
“Generasi muda telah menjemput kembali jati diri budayanya. Ini bukti bahwa tradisi tidak hanya dijaga, tetapi dihidupkan kembali,” kata Bupati.
Bupati Zulkarnain juga memberikan apresiasi kepada Gubernur Maluku serta Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XX Maluku atas dukungan mereka dalam pelestarian budaya daerah. Baginya, inilah kekuatan Maluku Tengah, bukan semata kekayaan alam, tetapi kekayaan jiwa dan identitas.
Ia juga menyinggung rangkaian kegiatan budaya esok hari, yakni pagelaran Ma’amara Tenun, tarian yang menampilkan keanggunan perempuan Matasiri Amalatu.
“Dua tarian, dua jiwa, satu makna, kesetiaan dan kebanggaan terhadap tanah negeri,” jelasnya.
Sebelum Mengakhiri sambutannya saat itu, Bupati menyerukan agar budaya bukan hanya dirayakan, tetapi dijadikan napas pembangunan.
“Dengan budaya kita tegak. Dengan persaudaraan kita kuat,” tutup Bupati.(PM-07)













Discussion about this post