MASOHI,POJOKMALUKU.COM –
Kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata yang selama ini diawaki Dinas Pariwisata ternyata masih minim. Ini disebabkan oleh belum optimalnya campur tangan pemerintah Kabupaten Maluku Tengah dalam pengelolaan potensi pariwisata yang ada.
Komisi IV DPRD Maluku Tengah optimis bahwa sumbangsih PAD dari sektor pariwisata mampu berkontribusi besar bagi daerah.
Di Kecamatan Banda misalnya, kunjungan wisatawan ke wilayah ini cenderung lebih tinggi dibanding wilayah lainnya di Maluku Tengah bahkan Provinsi Maluku. Sayangnya, sentuhan tangan pemerintah dalam pengelolaan objek-objek wisata di wilayah ini belum nampak. Itulah mengapa objek -objek wisata yang ada belum bisa menyumbangkan PAD.
Realitas pengelolaan sektor pariwisata di Maluku Tengah ini diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Maluku Tengah, Musriadin Labahawa kepada pers pasca Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Pariwisata, Rabu (18/6/2025).

“Faktanya, selama ini, baru dua objek wisata di Maluku Tengah yang berkontribusi menyerap PAD yakni, Objek wisata Pantai Kuako dan Pantai Natsepa saja. Objek wisata lain belum. Termasuk di Kecamatan Banda,” ujar Labahawa di ruang kerjanya, usai RDP.
Tentunya, menurut dia, konsekuensi dari pengelolaan objek wisata yang potensial mendatangkan PAD adalah anggaran. Komisi mendorong konsentrasi pemerintah untuk membangun fasilitas pendukung pada sejumlah objek wisata di Banda.
” Di Banda, objek wisata yang potensial relatif banyak, komisi Berkomitmen mendorong optimalisasi pengelolaan sejumlah objek wisata yang ada di wilayah setempat,” tukasnya.
“Ada 200-an lebih objek wisata yang potensial mendatangkan PAD di Maluku Tengah. Mayoritas objek wisata itu terkonsentrasi di Banda. Ini jadi fokus Komisi untuk diperjuangkan perwujudannya,” kuncinya. (PM-07)

Discussion about this post